Beberapa waktu lalu adalah kondisi pilitik yang mencekam khususnya di wilayah yang bernotabene masyarakatnya menengah atas, proses pesta rakyat yang diselenggarakan oleh negara adalah pesta demokrasi yang dari mulai pemilihan Calon Legislatif sampai pada Pilpres dari situ banyak pelajaran-pejaran politik untuk masyarakat Indonesia untuk bagaimanakah hakikat demokrasi,

Dunia malam warem (Warung Remang-remang) masa demokrasi judul artikel ini bermaksud kepada hal-hal yang berkaitan dengan kondisi malam hari di wilayah pantura lintas jawa, kebetulan hasil beberapa berita mengenai kejadian-kejadian wilayah jalan pantura banyak mengabarkan kestabilan kondisi ekonomi masyarakat, tapi kendati demikian kegiatan perbaikan jalan waktu itu dilakukan dimalam hari utuk menghadap arus mudik lebaran, masa demokrasi yang banyak berhamburan baliho, spanduk-spsnduk yang terbentang di sisi jalan merupakan bentuk andilnya masyarakat dalam berdemokrasi, tercipta dengan penuh kemeriahan, beberapa hal yang saya maksud dari artikel ini, yakni banyak calon anggota legislatif yang mampir diwarung-warung malam pantura dan mereka tahu tentang kegiatan di warung plus-plus tersebut, pertanyaanya apakah mereka akan melakukan tindakan positf untuk hal itu tat kala merek terpilih menjadi wakil rakyat. atau akan dijadikan tempat bersemayam karena dengan tahu itu adalah tempat.

Politik dimalam hari merupakan kampanye gelap, hahaaa... saya tidak membahas itu tapi dimanakah perasaan malu calon wakil rakyat saat datang ketempat demikian untuk berkunjung di warem tersebut dengan banyak hal yang mereka tahu sesungguhnya hal apa yang akan dijadikan agar bisa dijadikan lahan sosial untuk unsur pembinaan, dan politik saat ini kurang sehat kabarnya karena beradar informasi bahua penutupan lokalisasi dolly adala isu politik dan berdampak psk dolly menyebar hingga sampai pada wilayah pantura dalam kehawatiran ini karena isu itu, malam pantura adalah malam pekerjaan dan malam warem adalah bukti kegitan dan politik adalah bagaimana warem dicegah dengan politik bukan mempolitiki warem.

Post a Comment

Previous Post Next Post